Jumat, 29 November 2013

KUMPULAN PUISI KHAIIL ANWAR

     IBU

Pernah aku di tegur 

katanya untuk kebaikan
 
Pernah aku dimarah

katanya membaiki kelemahan

pernah aku diminta membantu 

Katanya supaya aku pandai

IBU......

pernah aku meajuk

katanya aku manja

Pernah aku melawan

katanya aku degil

pernah aku menangis 

Katanya aku lemah

IBU.....

setiap kali aku tersilap

Dia hukum aku dengan nasehat

Setiap kali aku kecewa

Dia bangun di  malam sepi lalu bermunajat

Setiap kali aku dalam kesakitan 

Dia ubati dengan penawar dan semangat

dan bila aku mencapai kejayaan

dia kata bersukurlah pada tuhan

NAMUN

Tidak pernah aku melihat air mata dukamu

mengalir di pipi mu

begitu kuatnya dirimu....

IBU....

Aku sayang padamu...

tuhanku....

Aku bemohon padamu 

Sejahterakanlah dia

Selamanya....


       DOA

Kepada pemeluk teguh

tuhan ku 
dalam termangu 
aku masih menyebut namamu

biar susah sungguh
mengingat kau penuh seluruh

cahayamu panas suci 
tinggal kedip lilin di kelam sunyi

tuhanku 
Aku hilang bentuk 
remuk

Tuhanku
Aku mengembara di negri asing

tuhanku
Dipintumu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling


HAMPA

Kepada sri

Sepi diluar, sepi menekan mendesak

lurus kaku pepohonan,, tak bergerak

sampai kepuncak,, sepi memagut

tak satu kuasa melepas-renggut

segala menanti,,menanti,,menanti

sepi

tambah ini menanti jadi mencekik

memberat-mencekung punda

sampai binasa segala,,,belum apa apa

udara bertuba,,,setan bertampik

inin sepi terus ada,,dan menanti


SAJAK PUTIH

buat tunanganku mirat

bersandar pada tari warna pelangi
kau depanku bertudung sutra senja
di hitam matamu kembang mawar dan melati
harum rambutmu mengalun bergelut senda

sepi menyanyi malam dalam mendoa tiba
meriak muka air kolam jiwa
dan dalam dadaku memerdu lagu
menarik menari seluruh aku

hidup dari hidupku,,pintu terbuka
selama matamu bagiku menengadah
selama kau darah mengalir dari luka
antara kita mati datang tidak
membelah....

buat miratku,,Ratuku! ku bentuk dunia sendiri
dan kuberi jiwa segala yang di kira
Orang mati di alam ini!
kucuplah aku terus,,kucuplah
dan semburkanlah tenaga dan hidup dalam tubuhku....


YANG TERAMPAS DAN YANG PUTUS

Kelam dan angin lalu mempesiang diriku,
menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin,
malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu

Di Karet, di Karet (daerahku y.a.d) sampai juga deru dingin

Aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datang
dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu;
tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang

Tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlalu beku



      TAK SEPADAN

Aku kira:
Beginilah nanti jadinya
Kau kawin, beranak dan berbahagia
Sedang aku mengembara serupa Ahasveros

Dikutuk-sumpahi Eros
Aku merangkaki dinding buta
Tak satu juga pintu terbuka

Jadi baik juga kita padami
Unggunan api ini
Karena kau tidak ‘kan apa-apa
Aku terpanggang tinggal rangka



AKU

Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan akan akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi


CINTAKU JAUH DI PULAU

Cintaku jauh di pulau
Gadis manis, sekarang iseng sendiri

Perahu melancar, bulan memancar
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak ‘kan sampai padanya

Di air yang tenang, di angin mendayu
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
“Tujukan perahu ke pangkuanku saja.”

Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh!
Perahu yang bersama ‘kan merapuh
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!

Manisku jauh di pulau,
kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar